Penulis: Austin Kleon
Penerjemah:
Cetakan: November 2014
Tebal: 216 hlm
Penerbit: Noura Books
Format: Ebook (Ipusnas)
"Ketika membuang karya lama, sebenarnya kamu memberi ruang untuk karya baru."
Jika sudah membaca buku Steal Like an Artist buku ini bisa menjadi semacam sekuel yang menggenapi buku pertama. Sama seperti buku pendahulunya, di buku ini Kleon melanjutkan "ceramah' uniknya tentang bagaimana menjadi kreatif. Kali ini, dengan titik tekan pada "beranilah menujukkan dirimu yang kreatif." Jika sebelumnya Kleon mengompori kita untuk kreatif, maka kali ini dia mengompori pembaca untuk menunjukkan kreativitasmu. Dengan teknik yang tepat, kita bisa membuat orang tertarik dengan kreativitas yang kita miliki. Bagaimana caranya? Dengan menunjukkan siapa diri kita dan kelebihan yang kita miliki, tentunya dengan karya dan bukan semata omongan saja.
"Buat sesuatu yang kamu sukai, bahas, lalu kamu akan menarik orang-orang yang menyukai hal semacam itu. Sederhana saja."
Caranya sangat mudah sekali, terutama dengan adanya media sosial di era internet seperti saat ini. Kleon meminta kita sering mengunggah atau menunjukkan hal-hal yang menjadi minat kita, lalu sesekali membahas apa yang kita minati. Memang hal ini tidak menjamin semua orang akan menyukai apa yang kita minati karena minat setiap orang beda-beda. Apalagi, jika yang kita minati adalah hal-hal yang cenderung tidak diminati orang kebanyakan (seperti membaca buku atau mengoleksi perangko). Tetapi, paling tidak hal itu akan menarik mereka yang memiliki minat sama dengan kita.
"Bila ingin diperhatikan, kamu harus memperhatikan."
Prinsip lain untuk "mencari penggemar karyamu" adalah dengan memberikan perhatian kepada karya orang lain selain memperhatikan karya sendiri. Prinsip universal ini juga berlaku dalam banyak hal sebetulnya. Jika kamu ingin karyamu dibaca orang lain, maka kamu harus mau membaca karya orang lain. Jika ingin jadi penulis, kamu harus mau membaca. Jika kamu ingin dicintai, terlebih dulu kamu harus mencintai eaa. Pokoknya, kuncinya:
"Kalau ingin menarik, kamu harus tertarik."
Cara terbaik meraih simpati orang lain adalah dengan terlebih dulu memberikan simpati kepada mereka. Ilmu ini sudah dipahami benar oleh para pramuniaga dan orang-orang di penjualan. Mereka yang punya banyak teman awalnya memang karena mereka suka berteman. Ada satu lagi pesan Kleon yang patut kita renungkan di era media sosial ini: Jangan jadi orang menyebalkan. Jangan buang waktu orang lain. Jangan banyak meminta. Apalagi, jangan pernah minta orang lain mem-follow-mu. “Follback, ya,” adalah kalimat paling menyedihkan. Saya juga paling malas kalau ada orang tidak dikenal gitu tau-tau minta di-folback. Kenalan dulu sih, kalau cocok pasti diikuti balik kok.
"Jangan buang waktu membaca artikel tentang cara menambah follower. Jangan bercakap-cakap dengan orang yang tak kamu inginkan sebagai lawan bicara, dan jangan bahas hal-hal yang kamu tak mau ketahui. Kalau ingin follower, jadilah orang yang pantas di-follow."
Satu bagian di buku ini membahas dengan cukup nyelekit tentang kritika. Jika banyak motivator menyarankan kita untuk membalas kritik dengan senyuman, atau mengabaikan kritik yang menyerang. si Kleon malah menyarankan untuk meng-unfollow atau bahkan menghapus kritikan tersebut. Eh, rada mirip penulis bestseller nasional kita ya. Tapi ya benar juga sih. Ini bukan masalah tidak mau menerima kritikan atau apa, tapi untuk menjaga agar kita tetap bersemangat dalam berkarya. Tidak semua orang mampu dan mau menerima kritik. Jika Anda termasuk salah satu di antaranya, maka lebih baik dihapus atau diblokir saja para kritikus itu. Hal yang terpenting adalah kita tetap lanjut berkarya, terlepas dari ada kritikan maupun tidak ada kritikan.
Jaga keseimbangan. Ingatlah bahwa karyamu hanya sesuatu yang kamu kerjakan, bukan identitasmu.
Ada satu kutipan yang ngena banget. Begini bunyinya: "Kamu memang harus bersikap dermawan, tetapi kadang perlu juga egois agar pekerjaanmu selesai." Beberapa waktu lalu, saya mengalami seperti yang ditulis Kleon ini. Dua naskah buku tak rampung digarap hingga lewat tenggat waktu karena kemarin saya memang sedang disibukkan dengan beberapa kegiatan kemasyarakatan. Sebenernya pengen mengabaikan, tapi hati rasanya ngga tega. Saya sih prinsipnya kerjakan dengan ikhlas saja, itung-itung cari kebaikan. Saya yakin ada balasan untuk setiap perbuatan baik. Dan, alhamdulillah satu naskah berhasil selesai saya tulis.
Intinya sih memang harus pandai memilih dan memilah. Ada kalanya kita harus egois, dan ada kalanya harus mengalah. Kembali lagi, kuncinya adalah KESEIMBANGAN.
No comments:
Post a Comment