Judul : 77 Cara Bodoh Berjualan
Penulis: Danang Priyadi
Tebal: 216 hlm
cetakan: Januari 2018
Penerbit: Gramedia Widiasarana Indonesia
ISBN 9786024528836 (ISBN10: 6024528833)
Saat bedah buku The Principles of Power bulan lalu, saya sempat mikir lama ketika salah satu peserta bertanya: "Bagiamana caranya supaya bisa tega sama teman sendiri?" Jujur, saya pun orangnya nggak tegaan jadi bingung juga awalnya. Tapi membaca buku karya Pak Danang ini memberi sedikit titik terang. Kita harus bisa tega karena memang kita harus! Dalam buku ini, Pak Danang menunjukkan betapa seorang sales atau wiraniaga memang dituntun untuk tega kepada pelanggan karena memang mereka dipekerjakan atau dibayar untuk itu.
Anda yang pernah menjual, termasuk saya, pasti pernah merasa tidak enak kepada calon pembeli. Entah karena menawarkan barang yang mahal, membujuk mereka membeli banyak, atau memanfaatkan anak kecil supaya ortu mau membelikannya. Rasanya kita merasa bersalah karena membuat pelanggan "terpaksa" membali barang yang awalnya tidak ingin mereka beli. Tapi, begitulah dunia marketing. Kita sebagai tenaga sales atau penjual dituntut untuk mencapai target harian, bukan untuk terlalu bersimpati kepada calon pembeli. Kasarnya, kita boleh melakukan apa saja demi agar calon pembeli jadi membeli dan dengan begitu target penjualan harian kita pun tercapai.
Ini logis sih. Karena jika sebagai sales kita ragu atau malu atau tidak sat set, kita bisa kehilangan pekerjaan. Pimpinan perusahaan tidak mau tahu bagaimana kita telah membantu calon pembeli dapat barang yang paling murah sehingga dia senang. Pimpinan dan bagian keuangan hanya peduli dengan kita bisa menjual barang sebanyak banyaknya dan semahal-mahalnya. Bagaimana dengan memanusiakan konsumen? Nah Pak Danang di buku ini memberikan solusi. Tidak apa apa menjual barang mahal kepada konsumen tetapi ingat untuk melayani mereka sebaik-baiknya. Tidak apa apa jika sesekali sales diminta mencarikan barang yang bahkan ditumpuk di bawah atau masih di gudang, atau memperagakan sesuatu selama itu masih wajar dan tidak merendahkan. Yang penting, pembeli senang dan jadi membeli. Harga mahal pun tidak masalah selama konsumen juga senang.
Di buku ini, Pak Danang membuka banyak sekali rahasia berjualan yang sangat unik dan berani. Menulis buku ini ibarat beliau membuka rahasia dunia para sales. Kita yang jarang berjualan pun jadi tahu berbagai trik unik seperti menemani calon pembeli sampe ke kasir untuk memastikan mereka benar benar membeli atau meminta mereka membayar dulu sebelum lihat-lihat. Kita sudah sering, atau mungkin pernah jadi pelaku, melihat orang yang bilang: "nanti saya balik lagi ke sini, mau liat-liat dulu." Dan nyatanya, mereka tidak balik lagi. Inilah yang harus diantisipasi dari awal. Pembelian baru bisa benar benar disebut pembelian ketika pembeli menyerahkan uang ke kasir, bukan ketika dia memasukkan barang ke keranjang belanja.
Sebagai kaum pembeli, kita juga bisa belajar banyak dari buku ini lewat "pembalikan." Misalnya saja, sales sering menggunakan anak kecil untuk memaksa orang tuanya membeli barang. Anak kecil yang belum tahu konsep murah atau mahal akan memaksa ortu membeli barang yang disukainya. Anak anak hanya baru mengenal konsep 'aku suka ini atau aku nggak suka ini' jadi mereka akan merenggek minta dibelikan. Di sinilah saatnya sales maju dengan rayuan gombal: "Buat anak sendiri, masak ga dibeliin?" Wkwkwk ternyata oh ternyata ini rahasianya. Jadi sebagai konsumen cerdas, kita beli barang jangan ajak anak anak, apalagi jika toko itu barangnya terkenal mahal mahal. Coba titipkan anak anak pada suami atau istri, dan ajak mereka ke kedaines krim terdekat sementara Anda membeli barang ke toko itu.
Ada juga rahasia lain.. Sales digiring untuk membuat calon pembeli merasa nggak enak lalu dia pun terpaksa membeli. Jangan salah, ini memang trik penjualan dan sah sah saja. Salah sendiri kita sebagai pembeli yang merasa nggak enakan sehingga membeli barang karena tidak enak dengan sales-nya. Padahal, mereka memang dibayar untuk itu. Mereka bisa dan boleh membujuk, merayu, bahkan sedikit mengintimidasi calon pembeli dengan kata kata seperti "Mending menyesal membeli daripada menyesal karena tidak membeli " tetapi, keputusan utama tetap ada dalam diri kita sebagai pembeli. Kitalah yang memutuskan. Jadi, mulai sekarang, hilangkan rasa tidak enak atau sungkan kepada sales. Jika memang Anda tidak berniat membeli dan tidak butuh barang itu, tidak apa apa menolak dengan halus. Jadilah sales yang smart, jadilah pembeli yang juga smart.
No comments:
Post a Comment