Friday, March 1, 2024

Cinta dan Ingatan

 Judul: Cinta dan Ingatan


Judul: Cinta Gila

Penyair: Muthia Sukma

Format 60 pages, Paperback

Published December 1, 2019 by DIVA Press

ISBN 9786023918225


Apalah arti kembang api di tengah mandi cahaya

Apalah arti cintaku yang besar bagimu

Bila seluruh zat mencintaimu


Aku menjalankan peta nasibku

Kau rupanya yang menentukan tujuan

Aku menguasai ilmu pengetahuan, peta dunia dan buku-buku

Tapi kau lebih paham segalanya


Akulah pembuka lahan di daratan kering,

Memangkas rumput dan membakar ranting

Dan menjadi pemilik atas wilayah temuan

Tapi ternyata, engkaulah penguasanya


Dengan anggur dan kitab suci, aku mabuk memujamu

Tapi pujaanku, mungkin takkan sampai kepadamu

Sebab aku bagai buah-buahan, yang berharap tumbuh di tepian

sungai susumu


Tawan aku jadi kolonimu

Penjarakan aku dalam cintamu (Cinta Gila)

***

Usaha mengenang terbaik salah satunya adalah dengan menyimpannya dalam bentuk puisi. Dengan begini, penyair bisa membuka dan membacanya ulang kapan saja, untuk bisa teringat kembali. Dan hal hebatnya, orang lain juga ikut membacanya tanpa si empunya merasa terusik rahasianya. Jika setiap kenangan menjelma puisi, dan setiap orang yang turut membaca, entah akan menikmati pengalaman kenangan entah siapa, atau malah akan teringatkan kembali pada kenangannya masing-masing.

Dan, masih banyak lagi cinta dan rindu serta pilu di buku ini.


Obat apa yang paling mujarab untuk rindu?

Setiap tempat, setiap pandangan menjelma kamu.


...

...

...

Tanpa kamu,

Akulah si sendiri yang sedih

Membuka telepon genggam dan mengirimkan

Gambar senyuman kepadamu."


(Luapan-Luapan Perasaan, hlm. 47)


Diksinya sederhana tapi, kok bagus ya. Para penyair itu makannya apa ya bisa menyusun bait-bait indah dengan kata-kata yang biasanya sering kita abaikan tiap hari.

/ sebab bibirmu adalah candu yang kupuja sebagai / ibu kota negara / tempat aku menggantungkan seluruh yang aku punya / kantor / keputusan pusat / kemerdekaan / arsip-arsip tua /

–hlm. 12

/ aku selalu terjebak remehtemeh macam ini / selalu protes, seperti demonstran katamu / kalau aku marah tokotoko seakan tutup / jalanan riuh serta ada asap mobil yang setengah terbakar /

–hlm. 20

No comments:

Post a Comment