Mare Barrow hidup sebagai kaum merah yang dikuasai oleh kaum perak. Ribuan tahun yang akan datang, selepas dunia mengalami bencana besar akibat perang dengan alat-alat modern, Bumi berubah. Tidak hanya bentang alam dan peta dunia yang tidak lagi sama,.manusianya pun berbeda. Semacam mutasi genetis atau efek radiasi atau entah apa telah memunculkan dua macam ras baru: manusia berdarah merah dan berdarah perak.
Kaum merah adalah golongan manusia biasa sebagaimana kita saat ini. Sementara kaum perak ibarat dewa yang berjalan di bumi. Sebuah mutasi genetis menjadikan kaum perak melompati tahap evolusi sehingga mereka memiliki kekuatan super,.mirip mutan di X-Men. Keunggulan super ini diwariskan secara genetis dari ayah ke anaknya (sangat jarang dari ibu ke anaknya) sehingga orang perak dalam satu trah keluarga memiliki kemampuan super yang sama.
Masing-masing trah ini kemudian membangun klan yang menguasai bidang politik dan militer di negara Norta. Klan calore yang mengendalikan api, klan viper yang menguasai binatang, klan Samos yang memanipulasi logam, klan oseanos yang memanipulasi air. Masih banyak lagi. Kemampuan kaum perak beragam, ada penyanyi yang bisa menghipnotis orang, pembisik yang mampu melihat dan mempengaruhi pikiran orang lain, penghijau yang bisa menumbuhkan tanaman dan memanipulasi tanah, penyembuh yang bisa menyembuhkan segala luka dengan sentuhannya, kaum sutra yang luwes dan lincah, orang yang bisa membelokkan cahaya sehingga dirinya tak kasat mata, lengan penghancur yang perkasa, bahkan kaum yang bisa menghancurkan batu hanya dengan menyentuhnya.
Dengan kekuatan super ini kaum perak menaklukan kaum merah dan kemudian menindas mereka. Kaum perak merasa dirinya tercipta sebagai dewa sementara kaum merah adalah pelayan mereka. Padahal keduanya sama sama manusia. Tetapi sebagaimana semut pun mengigit ketika terinjak, kaum merah mulai mengobarkan pertarungan lewat Barisan Merah. Kelompok rahasia ini melakukan berbagai upaya untuk mengurangi dominasi kaum perak, juga menjunjung tujuan mulia tentang kesetaraan di antara keduanya.
Mare Barrow ibarat sebuah mutasi di atas mutasi. Dia memiliki darah merah tetapi sebuah kecelakaan di arena pertarungan kaum perak telah menjadikannya sadar siapa dirinya. Mare adalah kaum merah dengan kekuatan perak. Dan kekuatan Mare ini jauh lebih dahsyat ketimbang kekuatan kaum perak. Kekuatan yang belum pernah muncul sebelumnya. Mare bisa menciptakan sekaligus mengendalikan listrik termasuk petir sehingga mendapatkan julukan Gadis Petir. Kisah Mare ini kemudian dibalut dengan intrik pemerintahan, kisah cinta segitiga yang aduhai, serta deskripsi yang panjang. Banyak memang pembaca yang mengeluhkan model bercerita di Red Queen yang terlalu deskriptif dan bertele-tele.
Jadi ceritanya saya dulu dapat buntelan Glass Sword padahal saya belum baca Red Queen. Tahun 2016 akhir coba nyari di TM tapi stok kosong. Akhirnya, terpaksa baca buku kedua seri RQ ini walau dengan banyak blank dan kosong. Siapa Mare, Cal, Maven dan kenapa malah banyak yg suka Maven ketimbang Cal? Dengan ilmu menangkap dan melompati kisah seperlunya, saya pun mencoba mengira-ngira apa yang berlangsung di buku pertama agar bisa menikmati buku keduanya. Perjuangannya lumayan berat karena Mare begitu sering mengingat ulang berbagai kejadian yang menjadi dasar terbentuknya kisah di Norta dalam buku pertama. Tetapi itu tidak menghalangi saya menyukai kisahnya. Seri Red Queen menghadirkan dua tema yang sangat saya sukai: X-Men dan avataar aang.
Setelah membaca Glass sword, king cage, dan akhirnya war storm, barulah saya berk sempatan membaca buku pertamanya. Lebih baik tekat daripada tidak sama sekali kan wkwk walaupun akhirnya saya tidak mendapatkan keseruan dan ketegangan seperti jika saya membaca urut seri ini sejak awal. Tentu sudah banyak yang saya ketahui terkait nasib tokoh tokoh di dalamnya. Siapakah yang akhirnya dipilih Mare, nasib Shade dan Julian dan Ptolomeus, kaum darah baru, kehidupan Evangeline yang sangat menarik, tindak tanduk ratu Elara, dan banyak lagi. Saya cukup menikmati dan tidak ragu memberi bintang 4 karena buku ini menjawab banyak tanya saya terkait awal mula seri ini.
Penulis : Victoria Aveyard
Penerjemah : Shinta Dewi
Penerbit : Penerbit Noura Books
Terbit : Cetakan pertama, April 2016
Tebal : 516 halaman
No comments:
Post a Comment