Judul: Ve
Pengarang: Vinca Calista
Sampul: Dilidita
Tebal: 204 hlm
Cetakan: Pertama, Desember 2018
Penerbit: Noura
"Kegelapan tidak membuatmu takut, sebab yang paling berbahaya tetaplah manusia." (hlm 59)
Kebaikan itu universal, tetapi kebenaran tidak selalu begitu adanya. Kadang, kebenaran bahkan bisa menjadi sangat subjektif, terutama ketika suatu kebenaran dianggap yang paling paling benar sementara yang selain dari itu adalah salah. Inilah tampaknya tema besar yang hendak diangkat penulis lewat novel urban thriller berjudul sangat pendek ini, Ve. Dalam novel setebal 200 halaman ini, Vinca Calista menunjukkan dengan gamblang betapa sebuah opini pribadi yang terus menerus ditanamkan secara paksa lama kelamaan akan menjadi sebuah kebenaran. Awalnya mungkin sekadar pendapat pribadi yang belum tentu baik adanya, tetapi pendapat itu selalu didoktrinkan sehingga diterima mentah-mentah sebagai sebuah kebenaran mutlak. Dalam hal ini, ucapkan selamat tinggal kepada kebebasan memilih, penghargaan pada opini pribadi, dan akal sehat.
Bagi mereka yang sudah teracuni, tidak ada kebenaran lain selain apa-apa yang dianggapnya benar. Sungguh hal yang sangat berbahaya, tapi nyata adanya. Kita mulai melihatnya muncul di sekeliling kita. Bahkan, orang-orang ini merasa berhak untuk memaksakan kebenaran versi mereka kepada orang lain. Jika tidak mau, maka tidak jarang jalan kekerasan menjadi sarana utama. Bagi orang-orang ini, tidak mengapa memaksakan kebenaran dengan kekerasan karena kebenaran harus disampaikan apa pun risiko dan taruhannya. Orang-orang seperti inilah yang harus dihadapi Ve di novel ini. Dengan alur maju, pembaca akan disuguhi sebuah cerita yang sepintas tak mungkin terjadi di dunia nyata, tetapi ternyata kita mulai sering melihatnya di berita. Bahwa sebuah kebenaran bisa menjadi sebuah kejahatan yang teramat keji jika berada dalam pikiran yang cupet.
Hidup Ve sebagai gadis muda dengan masa depan cerah langsung terjungkir balik ketika pada suatu pagi dia tidak menemukan ibunya di rumah. Kata ayahnya, dengan nada marah, ibunya minggat ke London bersama cowok bule selingkuhannya. Tentu saja, awalnya Ve tidak percaya. Ibunya bukan wanita yang sangat rendah seperti itu. Namun, semua petunjuk untuk menghubungi ibunya nihil. Pesan-pesan pendeknya tidak berbalas, telepon tidak diangkat, bahkan media sosial ibunya pun tidak memberikan petunjuk apa pun terkait keberadaan ibunya. Di saat genting seperti ini, Ayahnya memutuskan untuk pindah ke rumah ibunya, Nenek Unung. Dari sinilah semua keganjilan mulai menghampiri kehidupan Ve. Gadis itu juga harus mendapatka pukulan yang sangat keras terkait pandangan dan prinsip hidupnya.
“Selama kamu bahagia dan apa yang kamu lakukan tidak berbahaya untuk dirimu sendiri dan orang lain, kamu boleh melakukan apa pun yang kamu inginkan.” (hlm. 52)
Sebagai putri dari seorang dosen muda yang berpikiran progresif, Ve selalu diajarkan bahwa setiap manusia memiliki hak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Bahwa hidup adalah tanggung jawab setiap pribadi. Orang lain hanya memberikan pilihan, saram, araham, atau masukan; tetapi penentu jalan kehidupan yang utama tetaplah diri kita sendiri karena kita lah yang menjalani. Smeua pemikiran wanita maju inilah yang rupanya hendak diberangus oleh Nenek Unung. Wanita sepuh ini memiliki pemikiran yang sangat kolot, sebuah peninggalan dari era patriakal yang membabi buta. Bagi Nenek Unung, wanita itu kodratnya di bawah pria. Haram hukumnya bagi dia seorang istri yang lebih maju dari suami. Tidak boleh menurutnya seorang gadis sekolah tinggi-tinggi karena tugas utamanya adalah melayani suami.
Sungguh sedih rasanya tiap kali saya menjumpai wanita seperti Nenek Unung ini. Mereka adalah korban dari sistem pengasuhan kuno yang keliru tetapi mereka sendiri tidak sadar dan malah melestarikannya, bahkan menjunjung tinggi kebenaran yang keliru ini. Pola asuh keliru dan tokoh panutan yang otoriter di masa kecil telah menjadikan Nenek Unung menjadi wanita tua yang cupet dan berpikiran sempit. Ditambah tatanan sosial yang begitu mengagungkan peran pria dan merendahkan status wanita, menjadikannya tumbuh dan menua sebagai seorang dengan prinsip agung "kebenaran adalah Bapak, bukan yang lain." Tidak ada kebenaran lain selain yang diajarkan Bapaknya. Dan dia wajib meneruskan kebenaran Bapak itu kepada keturunannya, bagaimanapun caranya dan apa pun risikonya.
Ve kini harus berjuang sendirian karena Ayahnya telah teracuni pemikiran cupet sang nenek. Di saat yang sama, dia juga harus mencari tahu keberadaan ibunya sekaligus menguak masa lalu keras yang menyelubungi garis keturunan ayahnya. Sebuah kebenaran nisbi yang akan mengungkap sekaligus mengakhiri semuanya. Itu pun jika gadis itu masih mampu bertahan dan selamat.
Novel Ve cukup membikin penasaran tapi kurang menegangkan menurut saya. Ditulis dengan POV kedua mungkin biar bikin degdegan, tetapi menurut saya masih kurang. Saya jujur malah sudah bisa menebak keberadaan Ibu Ve sejak di halaman-halaman awal, dan ternyata benar tebakan saya yay. Bagian ending juga kayak seperti agak dipaksakan biar cepat selesai, sekali tepuk bubar semua. Kurang memuaskan sih menurut saya. Ada beberapa keganjilan dalam alur ceritanya seperti riwayat kelam Nenek Unung yang tiba-tiba jadi "seram" saat Ve menginap. Juga, sikap sang ayah yang berubah drastis. Penulis memang memberikan "sanggahan" tetapi masih kurang meyakinkan menurut saya. Mungkin, kalian memiliki pendapat yang berbeda. Gimana kalau coba baca novel ini?
Tersedia satu novel Ve GRATIS untuk satu pembaca yang beruntung. Setelah saya undi dengan random.org, yang beruntung adalah
Nama : Thessa
Twitter : @mybooklyfe
Domisili : Jakarta
Twitter : @mybooklyfe
Domisili : Jakarta
Selamat untuk Mbak Thessa. Saya akan langsung menghubungi pemenang lewat Twitter. Buat yang belum beruntung, masih ada giveaway novel Carmine karya Mbak Ruwi Meita. Nantikan ya.
Terima kasih sudah meramaikan.
Nama : Fara Stefani
ReplyDeletetwitter : @faninos
Kota Tinggal : Tulungagung
Nama: Eni Lestari
ReplyDeleteTwitter: @dust_pain
Kota tinggal: Malang
nama ; Farida Endah
ReplyDeleteAkun twitter / Ig : farida_271
email : faridaendah@gmail.com
domisili ; Pacitan Jawa Timur
Nama : Mar'atul Firdaus
ReplyDeleteTwitter : @Kaze_Idoz
Kota Tinggal : Gresik
Nama: Sharie
ReplyDeleteTwittef: @nAshari3
Domisili: Cikampek
Nama: Rika Oktaviani
ReplyDeleteTwitter/IG: @rikaoktvnn
Domisili: Tegal - Jawa Tengah
Nama : Hamdatun Nupus
ReplyDeleteAkun Twitter : @HamdatunNupus
Domisili : Depok, Jawabarat
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNama: Maulidi Zikri Nur
ReplyDeleteInstagram : @reviewinbuku
Domisili : Tembilahan Hulu, Riau
Nama: Bety Kusumawardhani
ReplyDeleteTwitter: @bety_19930114
Dom: Surakarta
Rini Cipta
ReplyDeletetwitter @rinicipta
Karangasem, Bali
Nama : Intan Wahyuningsih
ReplyDeleteTweeter : @namintan
Email : nami.monstrologist@gmail.com
Alamat : Sragen
Nama: Farina Pratiwi
ReplyDeleteInstagram: @faritiw
Email: farinapratiwi99@gmail.com
Alamat: Lombok timur,NTB.
Nama : Putri Munthe
ReplyDeleteTwitter : @poetstories
Email : putrinm25@gmail.com
Domisili : Jakarta
Nama : Triana Agustia
ReplyDeleteTwitter : @trianaaguste
Domisili : Bekasi, cikarang pusat
Nama : Rahma Putri Dwintasari
ReplyDeleteInstagram :rahmaputridwintasari_
Email: rputridwintasari@gmail.com
Domisili: Pringsewu, Lampung.
Nama : Thessa
ReplyDeleteTwitter : @mybooklyfe
Domisili : Jakarta
Nama : Nurul Lailatul Fajriyah
ReplyDeleteInstagram : @nurulll04080
Email : @nurulll040801@gmail.com
Domisili : Kudus, Jawa Tengah
Nama : Nurul Lailatul Fajriyah
DeleteInstagram : @nurulll04080
Email : nurulll040801@gmail.com
Domisili : Kudus, Jawa Tengah
Nama : Ayu
ReplyDeleteTwitter : @miayyu
Kota Tinggal : Balikpapan
Nama:Leny
ReplyDeleteTwitter:@melodyhujan23
Kota tinggal:Rantau,Kal-Sel
Yyeeeyy makasii banyaak mas dion 😊😊
ReplyDeleteBosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
ReplyDeletehanya di D*E*W*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)