Review and Pengumuman Pemenang Giveaway: Personal Branding

Judul: Personal Branding: Sukses Karier di Era Milenial

Penulis: Dewi Haroen

Disain sampul & tata letak: Firda Haerunisah

Penerbit: DH Media

Cetakan: Pertama, Februari 2018

Tebal  : 228 hlm.

ISBN  : 976-602-51574-0-0

Pada dasarnya, setiap kita adalah penjual. Pedangan makanan menjual makanan. Penjual buku menjual buku. Guru menjual ilmu. Karyawan menjual jasa. Bahkan seorang CEO pun juga seorang penjual. Agar apa yang kita jual (brand) dapat menarik perhatian calon pembeli, maka kita harus melakukan branding agar "dagangan" kita laku. Prinsip yang sama juga berlaku dalam "menjual diri" kita kepada orang lain. Dalam hal ini, kita membutuhkan personal branding untuk menjadikan diri kita semakin "laku" dalam berbagai hal.  Ada perbedaan besar antara merek diri (personal brand) dengan personal branding. Merek diri adalah potret diri Anda, atau cara orang mengenali perbedaan Anda dibanding orang lain. DI era internet ini, merek diri salah satunya bisa dilihat pada jejak online dan jejak offline. Sementara personal branding adalah sebuah upaya aktif untuk membentuk identitas pribadi yang mampu menciptakan respon emosional terhadap orang lain. Dalam kalimat yang lebih sederhana, personal branding adalah bagaimana cara menampilkan kualitas positif diri kita dalam pandangan orang lain. 

"Brand Anda adalah apa yang dikatakan orang lain mengenai Anda, bukan apa yang Anda katakan kepada mereka." (hlm 21)

Membentuk personal branding yang positif dengan demikian adalah sebuah keniscayaan. Terlebih di era milenial seperti ini, ketika hampir semua bidang pekerjaan dapat dimasuki oleh siapa saja, dari mana saja, dan kapan saja. Memiliki personal brand yang unik akan membuat lampu sorot mengarah kepada Anda. Banyaknya pengangguran lulusan universitas telah membuktikan betapa tingkat pendidikan saja tidak lagi menjadi satu-satunya jalan mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Anda harus mampu menunjukkan kemampuan untuk unik dan berbeda agar bisa mengalahkan ribuan pesaing dengan tingkat pendidikan yang setara di luar sana. Tetapi, keunikan yang paling menjual adalah keunikan kompetensi, yakni ketika orang menemukan sesuatu yang positif dalam diri Anda. Misalnya saja, Anda dapat diandalkan atau memiliki kompetensi tambahan yang dapat menjadi nilai tambah. Saat itulah, kesempatan Anda untuk berhasil semakin besar.

"Tidak memandang umur, tidak melihat kedudukan, tidak peduli dalam bisnis apa kita berada, kita semua harus memahami betapa pentingnya brand. Kita adalah CEO perusahaan sendiri yang disebut Me-Inc." (Tom Peters)

Seperti dikatakan Tom Peters di atas, setiap kita adalah bos atas diri kita masing-masing. Sudah menjadi tugas kita untuk membangun brand kita secara positif, dan buku ini akan menunjukkan caranya. Salah satu informasi unik yang digambarkan di buku ini, bahwa sejumlah perusahaan kelas atas mulai mengecek ke Google saat hendak merekrut karyawan baru. Begitu pentingnya pengecekan jejak digital kita di dunia maya ini sampai ada pameo bahwa jika nama Anda tidak muncul di google, sama saja dengan Anda tidak eksis. Jejak digital inilah yang disebut sebagai jejak online sebagaimana telah dibahas di awal tulisan. Namun, kita juga harus memperhatikan jejak digital yang bagaimana yang disukai. Dengan demikian, melakukan personal branding secara online juga sama pentingnya. Bagaimana caranya? Memiliki blog atau website yang menampilkan karya-karya atau kegiatan positif kita, mengisi media sosial kita dengan status atau cuitan yang inspiratif/membangun, atau setidaknya unik sehingga membuat banyak orang menyukainya. 

"Tujuan personal branding adalah menumbuhkan persepsi positif dari masyarakat untuk digunakan sebagai alat pemasaran." (hlm. 60)

Walau banyak berbicara tentang memasarkan diri dalam dunia pekerjaan di era milenial, pembaca juga bisa belajar banyak hal tentang manfaat personal branding dalam banyak bidang kehidupan. Misalnya saja tentang pentingnya penyesuaian penampilan walau banyak yang bilang bahwa kualitas di dalam dirilah yang terpenting. Dalam dunia nyata, memiliki penampilan luar yang sesuai akan memberikan dukungan yang positif, setidaknya menambah rasa percaya diri. Membaca buku Personal Branding juga merupakan pengalaman membaca buku motivasi rasa milenial. Selamat tinggal buku-buku rapat teks ala Dale Carnegie. Generasi milenial yang terbiasa dengan warna-warni dunia maya akan sangat menyukai buku ini karena halaman-halamannya yang variatif, penuh warna, serta memiliki tata letak yang unik. Baca satu dapat banyak, ini mungkin kalimat yang tepat untuk buku ini. Kekurangan buku ini mungkin hanya pada editingnya. Sebagai penyunting, gatel juga tiap kali menemukan kata-kata "di mana, di beri, disatu sisi, disisi  lain. Personal Branding akan semakin sempurna jika mendapatkan sentuhan tangan editor. Selain itu, buku ini cool! Terima kasih, Bu Dewi,  telah menulis buku unik seperti ini. 

PENGUMUMAN PEMENANG 

Selamat kepada:

Nama: Fitra Aulianty

Twitter: @fira_yoopies

Link share: https://twitter.com/fira_yoopies/status/1000032030900436993

Jawaban: Optimis, jujur, kritis, kreatif

Silakan ditunggu hadiahnya ya. Buat yang belum beruntung, semoga rezekinya di giveaway berikutnya. Terima kasih ya sudah ikutan.