Monday, December 11, 2017

Baper bersama Untuk Seorang Perempuan yang Memintaku Menjadi Hujan

Judul: Untuk Seorang Perempuan yang Memintaku Menjadi Hujan
Pengarang: Bernard Batubara
Penyunting: RAIN
Penyelars Akhir: RAIN
Sampul: Amalina
Tebal: 192 hlm (full colour)
Cetakan: Pertama, November 2017
Penerbit: Laksana




Kadang, seringkali, beberapa kali, sesekali *halah* sebuah tulisan yang singkat sanggup membangkitkan kenangan yang lama terbenam. Cukup dua atau lima patah kata, maka patah juga tembok penghalang yang memisahkan kita dari ingatan-ingatan masa lampau yang mungkin lama terkubur diri yang tak hirau lagi. Peristiwa-peristiwa itu tiba-tiba menghambur menenuhi benak, baik atau buruk, susah atau senang, gembira atau kesedihan. Orang bilang, apa yang kita dengar atau baca hanya akan mengendap sementara dalam kepala. Tetapi apa yang kita lihat dan alami sendiri akan menetap lama dalam gerumbul pikiran, menunggu terpelantuk kembali ketika ada rangsang-rangsang audiovisual yang mampir. Buku ini, menurut saya, adalah hal itu.

Bernard Batubara sebelumnya dikenal karena novel-novelnya, dan juga terutama twit-twitnya, yang manis. Manis di sini tidak melulu bahagia maksud saya, melainkan tema-tema cinta yang digemari netizen berusia belia hingga dewasa muda. Keterampilan @benzbara_ dalam bercuit melalui media sosial memang tak perlu diragukan lagi. Konsistensi dan kreativitasnya dalam bermedia sosial telah menjadikannya seorang selebtweet yang kokoh dengan 102.000 lebih followers (Halo, followers saya apa kabar nih yang masih seperseratusnya T__T). Memiliki followers ribuan orang adalah anugrah sekaligus kutukan. Jika kita bisa mengelolanya dengan baik, tidak hanya popularitas dan eksistensi yang didapat, tetapi juga pundi-pundi rupiah.

Bernard yang selalu rajin bercuit sejak pagi subuh, tekun me-retweet cuitan balasan dari para penggemarnya, dan bersemangat menghasilkan tulisan-tulisan untuk membahagiakan pembaca setianya. Tidak mau menyia-nyiakan popularitasnya,  @benzbara_ mempertahankannya dengan berkarya. Beberapa novel dan tulisan ringan telah terbit dari tangannya, yang selalu disambut antusias oleh para followersnya. Buku berjudul lumayan panjang ini menjadi karyanya yang kesekian sebagai persembahan bagi para penggemarnya.  Disajikan sebagai semacam buku bergambar berisikan kalimat-kalimat manis tentang aku, kamu, dan kita, Untuk Seorang Perempuan yang Memintaku Menjadi Hujan adalah sebuah buku yang bikin pembaca baper bareng-bareng.

Tebal buku ini lumayan, hampir 200 halaman. Tetapi, ini bukan buku novel dan—menurut saya—bukan pula buku kumpulan puisi. Penulis menyebutnya sebagai buku kumpulan prosa. Mungkin, saya bisa ibaratkan seperti lirik-lirik yang bercerita. Tulisan-tulisan di buku ini masih kurang mantap untuk disebut puisi, tetapi lebih seperti kutipan-kutipan yang mampu bercerita banyak. Kita akan diajak merenung dan mengenang, mengingat dan melihat, serta jatuh cinta dengan caranya masing-masing. Bisa habis kalau saya kutipkan banyak kalimat-kalimat renungan di buku ini, tetapi saya paling suka yang ini:

jika aku jadi hujan
aku menyimpan rahasia-rahasia
kata-kata dan doa-doa
tak terucap
erat dalam basah tubuhku

jika aku jadi hujan
aku biarkan luka dan cinta
dan rindu menjadi panjang
kekal dalam dingin
dan deras jatuhku 

Sebuah buku yang bisa selesai dibaca dalam 10 menit tetapi menyisakan baper setahun. Mungkin, membaca buku ini kudu pelan-pelan, sambil dinikmati gambar-gambarnya, direnungkan isinya saat langit hujan, bersama secangkir teh yang menghangatkan. Nice.
 

1 comment: