Tuesday, February 20, 2024

Rahasia DNA

Judul: Rahasia DNA

Penyusun: Kazuo Murakami

Tebal: 188 hlm

Terbit: 2020 

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama


Gen adalah, menurut buku ini, sumber informasi yang menentukan siapa diri kita. Ilmuwan sudah berhasil membaca seluruh genom manusia, yang jumlahnya sekitar 3 miliar. Tapi, genom baru berhasil dibaca, sementara maknanya masih harus diteliti. Hal yg mengejutkan, jumlah genom manusia hanyalah dua kalinya jumlah genom lalat. Dan temuan lain adalah gen juga bisa diatur untuk padam dan menyala dalam menanggapi sesuatu.

Selama ini, kita diasupi informasi bahwa ada sejumlah hal yang memang tidak dapat diubah karena sudah dari gennya. Misalnya saja kepandaian dan risiko terkena penyakit turunan. Tenryata, faktor lingkungan juga memiliki persentase besar alias gen yang tidak dapat diubah ini bisa manyala atau padam karena faktor lingkungan. Misalnya, seorang yang tidak memiliki faktor risiko terkena kanker, tapi karena dia merokok (faktor lingkungannya adalah dia yang merokok) maka gen penyebab kankernya ikut menyala. Ada pula anak miskin yang kurang pandai. Tapi karena dia punya guru dan ortu yang luar biasa sehingga lingkungannya mendukung, maka gen pandai dalam otaknya akan menyala sehingga menjadikan dia pandai.

Berbeda dengan tulisan lain tentang gen yg cenderung meniadakan peran sang Pencipta, penulis buku ini mengakui keberadaan Sesuatu yang Agung yang telah menulis heliks ganda seindah yang ada dalam tiap gen di tubuh kita. Bahwa semua gen bisa menyala dan padam dengan tujuan yang begitu terencana dan teratur menunjukkan bahwa tidak ada yang namanya kebetulan di alam semesta ini. Termasuk dalam penciptaan hal hal terkecil seperti gen hingga keteraturan benda benda langit di alam semesta.

Penulisan buku ini entah kenapa sepertinmelompat-lompat. Subjek, predikat, keterangan, objek kadnag tertukar tempatnya sehingga kurang nyaman dan mengalihkan fokus pembaca untuk memahami isinya yang lumayan berat. Setelah saya cek, ternyata buku ini adalah terjemahan langsung dari bahasa Jepang jadi mungkin saja memang terjemahannya meniru sistem penulisan Jepang yang terkesan "patah-patah". Walau begitu, masih bisa diikuti dan dibaca kok walau memang kudu fokus bacanya, tidak seperti pas membaca seri miracle of water yang temanya mirip mirip.

Jika dibandingkan dengan buku-buku Barat bertema mirip, buku ini jauh lebih sederhana, lebih minim referensi, dan lebih mudah dicerna. Penjelasannya tidak detail dengan ratusan referensi dan catatan kaki khas buku terjemahan, lebih seperti penulis seolah sedang memberikan kuliah umum tentang DNA dengan bahasa yang ringan plus berbagi pengalaman praktis. Dengan demikian, buku ini cocok dibaca awam sebagai pengantar umum untuk tahu lebih banyak tentang DNA demi kesehatannya. Untuk bacaan lebih lanjut bisa merujuk pada buku Genome karya Matt Ridley.

No comments:

Post a Comment