Saturday, February 3, 2024

Lukisan Neraka

 Judul: Lukisan Neraka

Pengarang:  Ryunosuke Akutagawa

Tebal: 200 hlm

Cetakan: Mei 2013

Penerbit: Kansha Publishing


Diterjemahkan langsung dari bahasa Jepang, kumcer Lukisan Neraka terasa begitu nyaman dibaca walau isi ceritanya memuncukan rasa saling silang sengkarut dalam benak pembaca. Apa yang dikisahkan di buku ini mungkin mewakili kondisi kejiwaan pengarangnya, dan juga banyak pengarang besar dunia. 

Dari cerpen panjang kedua, kita mendapati betapa Akutagawa sangat menggandrungi tulisan - tulisan karya penulis Eropa. Mulai dari Goethe, Maupassant, Strindberg, hingga Nietzche; para penulis ini berulang kali muncul seperti menghantui cerpen Akutagawa. Dari sini, pembaca juga jadi tahu betapa banyak penulis besar akhir abad 19 yang kalo ga gila, ya kena depresi, kena penyakit serius, hingga terpaksa mati muda. 

Akutagawa kemudian menggenapkan itu dalam kisah tulisannya itu. Seolah dia hendak berkata bahwa jika ingin punya karya besar seperti mereka, dia juga harus menjalani hidup sebagaimana mereka. Tapi terlepas dari kesan muram dan negatifnya, kita bisa mengintip banyak dari kehidupan Akutagawa sekaligus mungkin banyak penulis masa itu. 

Kesendirian yang dibutuhkan untuk memancing ide dan kreativitas seringkali menjadi pisau bermata dua: menarik inspirasi sekaligus melukai. Sepi punya bilah yang sangat tajam, yang jika tidak berhati-hati bisa memotong bagian dalam di dalam diri. Ini yang dengan sangat bagus digambarkan dalam cerpen panjang dan cerpen pendek-pendek tapi banyak di buku ini. 

Dalam benak penulis, seperti ada sesuatu yang mengambil alih ketika kreativitas itu muncul. Tapi itu juga akan disertai dengan efek sendiu, sepi, dan serba apatis dengan dunia di sekelilingnya. Bisa gelap hari harimu kalau terus menyimak kehidupan para pengarang dan penulis masa itu. 

Untungnya, buku ini ditutup dengan kisah hangat yang sangat berkesan. Pada akhirnya, dengan sesekali memandang ke bawah, pengarang diingatkan bahwa ada orang dan situasi lain yang jauh lebih gelap daripada yang mereka bayangkan dan rasakan, dan dengan sesekali melihat ke bawah, mungkin rasa syukur bisa bertambah dan tekanan asing itu bisa surut sejenak.

No comments:

Post a Comment