Friday, February 9, 2024

Dear My Time

Judul: #DearMyTime

Penulis: @dion_yulianto 

Penerbit: Mahda Media

Tebal: 150 hlm

Terbit: 2022



"Benda ini makan segalanya

Burung, binatang, pohon, dan bunga

Mengerat besi, mengigit baja

Batu keras pun digilingnya; 

Membunuh raja, menghancurkan kota;

Meruntuhkan gunung sampai rata." 

(The Hobbit karya J.R.R Tolkien).

Pertama kali menggarap buku motivasi dengan tema khusus yang sempit. Jadi dalam waktu sebulan harus bongkar timbunan cari referensi buku-buku tentang memanfaatkan waktu. Bongkar ulang juga konsep pemikiran tentang waktu, betapa apa yang harus cepat cepat kadang boleh lambat (misalnya tentang mengejar karier). Tapi ada juga yang tepat itu kadang adalah yang lebih cepat (misalnya mulai berolahraga).

Jika waktunya tidak tepat, bukan berarti sudah terlambat. Begitu juga, mereka yang berjalan terlalu lambat atau terlalu cepat bukan berarti itu selalu buruk untuk mereka. Hidup dan waktu bukan ajang perlombaan kecuali menuju kebaikan. Selain itu, kita berjalan di rel yang berbeda dan dengan kecepatan yang tidak sama. Terus apa lagi ya, pokoknya kasih banyak kutipan aja biar buku ini kelihatan tebalnya wkwk.

Terdiri dari bab bab pendek (yang maaf kadang materinya banyak diulang karena ...pendeknya ide dan tema 😅😭), buku ini semoga bisa dibaca santai. Total ada 4 bagian yang saya kasih judul dengan plesetan buku-buku yang sudah saya timbun eh baca: (1) Waktu Begitu Berharga dan Hanya Segitu yang Kita Punya, (2) Melihat Waktu Bekerja, (3) Ada Apa Dengan Waktu, dan (4) Waktu Bercerita. 

Mengapa waktu? Karena ia penuh kontradiksi. Waktu penting tapi kita sering menyepelekannya. Jumlahnya berlimpah tapi sebenarnya ada batasnya. Tidak bisa bertambah dan berkurang, tetapi kita malah sering minta tambahan waktu. Tidak bisa berulang tapi anehnya kita sering berandai waktu berulang kembali. Mungkin karena sering tidak dianggap penting itulah maka buku ini hadir sebagai pengingat pentingnya sang waktu. Kita memang makhluk pelupa yang butuh untuk sering diingatkan.

Setiap waktu ada peruntukannya. Jika kita bisa mengelola dengan baik, waktu pun well spent. Sering kali, kita merasa rugi karena telah menghabiskan waktu dengan tidak produktif. Padahal waktu tidak selalu harus diproduktifkan. Ada masanya istirahat, ada jeda, ada waktu untuk diri, ada waktu buatmu sendiri. Tidak apa bersantai sejenak asal semua kerjaan sudah selesai dan tugas serta kewajiban lunas ditunaikan. Menghabiskan waktu dengan terus terusan produktif juga ada capeknya. Ingat, manusia bukan robot. 

Di sisi lain, sering kita meremehkan waktu. Waktu memang gratis dan melimpah, tetapi jangan lupa kalau hidup juga ada masa tuanya, ada saat lemahnya, ada waktu sempitnya. Untuk yang muda harus selalu ingat bahwa kita akan tua juga pada akhirnya jadi jangan sombong dan jangan habis semua waktumu dalam sia sia. Untuk yang menua juga harus ingat bahwa kita pernah muda dan telah banyak capaian yang didapat. Jangan nelangsa tetapi bersikaplah bangga karena tidak semua orang diberi kesempatan menjadi tua.

Tua memang niscaya, tetapi menjaga fisik dan jiwa tetap muda itu bisa. Bukan berarti tidak mau tua dan tetap kanak-kanak, tetapi berusaha agak antusiasme anak muda tetap menyala, begitu juga tubuh dan kesehatan yang tetep muda. Caranya? Berolahraga, pake skincare, mengelola stres, makan bergizi, dan cukup istirahat. Berapa pun usia kita tidak masalah selama tubuh dan jiwa tetap sehat. 








No comments:

Post a Comment