Search This Blog

Friday, December 24, 2021

Bertualang ke Dunia Dongeng Fisika bersama Luka dan Api Kehidupan

Judul: Luka dan Api Kehidupan

Pengarang: Salman Rushdie

Penerjemah: Yuliani Liputo

Cetakan: Pertama, 2011

Penerbit: Serambi



"Apakah gurita berserita? Apakah tikus romantikus? Apakah sapi berimaji? kamu tahu, seperti halnya aku, jawabannya tidak. Hanya manusia yang tergugah oleh buku."


Melanjutkan kisah kakaknya, kini Luka--sang adik--yang gantian harus bertualang di Negeri Dongeng untuk menyelamatkan sang ayah. Semua bermula dari Rasyid Khalifa, sang pendogeng legendaris, yang mendadak terkena semacam penyakit aneh berupa kelambanan. Ayahnya Harun dan Luka ini kian hari kian lambat dalam berjalan, juga dalam menjalankan semua aktivitas kesehariannya. Tremasuk juga dalam bercerita dongeng yang merupakan passion-nya. Sampai akhirnya, Rasyid benar-benar berhenti. Dia jatuh dalam tidur koma yang misterius. Dokter dan tabib dipanggil untuk memeriksa dan mengobatinya, tetapi semua upaya sia-sia.Sang juru dongeng seolah telah tertidur untuk seterusnya. Atau untuk selamanya jika Luka tidak segera bergerak. 

Pada suatu pagi yang aneh, anak itu didatangi sosok mirip ayahnya, hanya saja versi transparannya. Sosok itu mengatakan kalau Luka harus pergi ke negri dongeng untuk mengambil api kehidupan yang dapat menyelamatkan ayahnya. Tanpa berpikir panjang karena untuk keselamatan sang ayah, bocah dua belas tahun itu pun mengikuti si sosok misterius dan menyebrang ke negeri dongeng yang mempesona tetapi juga berbahaya. Dalam petualangannya kali ini, dia ditemani oleh Beruang, anjingnya, dan Anjing, beruangnya. Api Kehidupan tersimpan di Pusat Dongeng, di puncak Gunung Pengetahuan yang menjulang di atas Danau Kebijaksanaan, dan dijaga dengan sangat ketat oleh Aalim, tiga penguasa Negeri Dongeng, beserta jajaran Dewa Berperilaku Buruk dari berbagai mitologi dan dongeng. Tidak pernah ada yang berhasil mencuri Api Kehidupan dari mereka. Bagaimana dengan Luka, bisakah dirinya? 

Negeri Dongeng ciptaan pengarang benar-benar misterius, tapi levelnya tingkat atas. Kita tidak hanya disuguhi negeri dengan berbagai makhluk ajaib seperti di kisah-kisah lain, tetapi lengkap dengan anomali fisik yang bisa dijelaskan dengan hukum-hukum fisika. Pengarang bahkan menyisipkan kritik pada penguasa diktator dan para pengikutnya yang saklek manut mengikuti apa saja perintah dan kemauan pemimpin mereka yang zalim. Di negeri dongeng dikisahkan juga tentan fenomena-fenomena terkait hukum relativitas Einsteins yang digambarkan dalam kisah yang mudah dicerna. Misalnya saja tentang gangguan dalam waktu, tentang waktu yang juga dipengaruhi oleh kecepatan dan massa benda, juga lubang cacing dan lubang hitam yang konon disebabkan oleh keberadaan mahkluk mitologis yang berdiam di sungai waktu. Berbeda dengan waktu versi kita, waktu dalam versi negeri Dongeng adalah semacam sungai yang mengalir dari hulu ke hilir. Ini menjelaskan kenapa manusia bisa melihat (dalam hal ini mengingat) masa lalu, tetapi tidak bisa melihat masa depan (hilir hidupnya) karena kapalnya masih berjalan di waktu saat ini.

Perjalanan Luka kali ini menurut saya lebih seru ketimbang perjalanan Harun. Model perjalanan Luka mirip sebuah game dengan tahapan-tahapannya. Untuk bisa mendapatkan Api Kehidupan di level sembilan, Luka harus melewati semua tantangan yang menghadang mulai dari level satu hingga delapan. Tantangannya pun aneh tapi juga sangat berbahaya. Mulai dari melawan para hama tikus yang anarkis, lalu melewati sungai waktu, menembus kabut yang bisa membuat kita lupa segala, melewati lembah dan ngarai yang melenakan. Terakhir dia harus menembus dan melewati benteng terakhir yang dijaga oleh dewa-dewi kuno dari berbagai peradaban dunia. Mulai dari dewa Ra Mesir Kuno hingga dewa angin dari Tiongkok. Para penggemar Percy Jackson bakal senang membaca bab-bab terakhir buku ini karena bertemu lagi dengan dewa-dewi purba yang sudah mulai dilupakan kecuali tetap lestari dalam dongeng semata. Menariknya lagi, pengarang turut menyertakan juga dewa-dewi dari belahan dunia lain seperti dari Jepang, taiwan, Korea, Tiongkok, Polinesia, Asia Barat, bahkan dewa-dewi suku Indian Amerika. Pokoknya seru, apalagi pas bagian para dewa itu bahu membahu membantu Luka dalam menelamatkan ayahnya menggunakan segenap kekuatan mereka yang masih tersisa. 

Selain kepiawaian pengarang dalam menjelaskan konsep ruang waktu lewat dongeng, novel ini juga kaya akan permainan kata-kata. Dan penerjemahannya juga bagus sekali. Kita seperti diajak menepuk dahi setiap kali menemukan hal-hal sederhana tetapi anehnya kok tidak terpikirkan selama ini. Ini bukti kalau pengarang memang piawai meramu cerita dari berbagai banyak bacaan serta pengetahuan yang didapatkannya. Lalu, bagaimana dengan ujung perjalanan Luka? Apakah anak itu akhir berhasil mengambil api kehidupan untuk menyelamatkan ayahnya? Pasti sudah bisa menebaknya dong. Satu yang jelas, kekuatan buku ini tidak pada endingnya, tetapi pada perjalanan itu sendiri. Seperti tentang travelling  ketika yang utama bukan melulu tujuannya tetapi proses perjalanannya. Dalam petualangan seru Luka di negeri dongeng, ada begitu banyak isu serius yang hendak disampaikan penulis: tentang waktu, tentang kehidupan dan kematian, tentang pentingnya persahabatan, tentang berharganya keluarga, juga tentang kuatnya imajinasi dan juga dongeng.  

No comments:

Post a Comment