Search This Blog

Monday, January 25, 2016

Cinder (Lunar Chronicles 1)



Judul: Cinder (Lunar Chronicles 1)
Pengarang: Marissa Meyer
Penerjemah: Yudith Listiandri
Penyunting: Selsa Chintya
Proofread: Titish A.K.
Cetakan: 1, Januari 2016
Penerbit: Spring
Tebal: 383 hlm


27951429

Cinder adalah perpaduan unik antara dongeng Cinderella, perangkat furutistik Robocop, dan Putri Bulannya Sailor Moon. Plus, karena kebetulan saya seorang setengah exo-l, tambahkan juga pangeran berponi, Kai wkwkwk. Dalam Cinder, penulis tidak sekadar mencipta ulang dongeng Cinderella, namun juga memadupadankannya dengan kisah-kisah lain lewat kreativitasnya sendiri sehingga dongeng ini menjadi rangkaian kisah yang benar-benar baru nan seru. Beberapa bagian khas dalam dongeng aslinya tetap dipertahankan, seperti pesta dansa dengan pangeran serta ibu tiri dan saudara tiri yang jahat. Tapi dilakukan juga sejumlah modifikasi keren macam sepatu kaca yang diganti menjadi kaki logam robotic serta mata Cinder yang mampu mengakses jaringan Internet. Keren. Oh ya, Peonny, adik tiri Cinder, juga baik banget sama Cinder. 

                Cinder mengambil setting di masa depan, tepatnya di New Beijing, ibukota dari negara Persemakmuran Timur pada suatu masa di masa depan. Kala itu adalah era setelah Perang Dunia Keempat, yang menyisakan kerusakan parah dalam banyak hal sehingga sisa peradaban yang ada kemudian menyatukan diri menjadi enam negara besar di Bumi. Kal itu, tentu saja teknologi sudah sedemikian maju: mobil diganti dengan hover (semacam mobil terbang), robot android (robot berbentuk manusia) dipekerjakan untuk mempermudah manusia, serta ada netscreen  sebagai semacam smart phone masa depan. Selain manusia dan android, ada juga kaum cyborg yang merupakan manusia yang sebagian organ tubuhnya adalah robot. Nah, Cinder adalah seorang cyborg, sekitar 36% tubuhnya adalah robotic. Selain itu, Cinder dikenal sebagai mekanik terbaik di New Beijing.

                Tapi, Cinder bukanlah cyborg sembarangan. Ia memang tidak memiliki kelenjar air mata, tapi dia bisa merasakan kesedihan atau cinta. Otaknya bisa terhubung langsung dengan jaringan Internet serta memiliki kendali otomatis ketika tubuh Cinder terlalu panas (saat ditatap Pangeran Kai misalnya) atau hendak meledak (seperti saat berseteru dengan Adri, ibu tirinya). Bagian perasaan dalam tubuhnya tidak hilang, entah bagaimana orang yang mengoperasi Cinder luar biasa pandainya sehingga Cinder yang seorang cyborg sama sekali tidak kehilangan sisi kemanusiaan. Dalam banyak hal, Cinder (atau bahkan Iko, android keluarga milik Adri) bahkan jauh lebih manusiawi ketimbang Adri si ibu tiri. Baik Cinder atau keluarganya tidak ada yang tahu bagaimana Cinder bisa menjadi cyborg. Kejadiannya lama ketika Cinder kecil dan konon mengalami luka parah sehingga harus diubah menjadi cyborg demi menyelamatkan hidupnya.

                Lanjut ke kisahnya, diceritakan bahwa walaupun Bumi sudah damai dan memiliki teknologi maju, ancaman itu masih ada dalam bentuk wabah Levirosis yang telah merenggut banyak nyawa penduduk Bumi. Belum ada dokter di Bumi yang berhasil menemukan vaksin penawarnya. Selain wabah ini, Bumi juga terancam oleh orang-orang Bulan yang dipimpin seorang ratu keji bernama Levana. Selain sangat berkuasa dan licik, sang ratu dan orang-orang Bulan memiliki semacam sihir pesona untuk membuat orang lain melihat apa yang ingin dia lihat atau melakukan apa yang diperintahkannya. Ini semacam kemampuan menghipnosis namun kadarnya lebih kuat. Dan, Levana serta orang-orang Bulan bisa menggunakannya dengan sesuka hati. Sudah sejak lama, Levana mengincar Bumi dan perang di antara keduanya seperti sudah siap meletus. Namun, Levana dengan liciknya mengatur siasat dengan mencoba berdamai dengan salah satu negara di Bumi, yakni Perserikatan Timur. Salah satu caranya adalah dengan menikah dengan Pangeran Kai, sang putra mahkota. Oh ya, konon wabah Levirosis juga dibawa ke Bumi oleh orang-orang Bulan. 

                Kai, masih 19 tahun dan berponi (*ngikik) tentu belum siap menanggung tugas berat sebagai penerus Kekaisaran Perserikatan Timur. Namun, sang Ayahanda keburu wafat akibat wabah leviroris sehingga kendali ada di tangannya. Sang pangeran yang masih terlalu muda sudah lama menyelidiki tentang intrik-intrik Levana. Dia percaya bahwa ahli waris sah Kerajaan Bulan (a.k.a sang Putri Bulan)—yang kabarnya dihabisi secara keji oleh Levana lewat semacam peristiwa kebakaran saat masih kecil—masih hidup. Bersama andoid kepercayaannya, Kai mencoba melacak keberadaan sag Putri Bulan dari data-data rahasia. Suatu kali, andoid itu rusak dan diam-diam Kai lalu membawa robot itu kepada Cinder. Itulah kali pertama keduanya dipertemukan. Satu awal yang kemudian membawa cerita ini sampai ke mana-mana. Kai dan Cinder, sama-sama terpesona satu sama lain hanya tidak dapat saling mengungkapkan mengingat, yah satunya kaisar muda dan satunya lagi cyborg yang belepotan oli. Tapi, yah begitulah Cinderella Story.

                Hal yang menjadikan Cinder lebih keren dari Cinderella adalah kompleksnya kisah yang ditawarkan dalam buku ini. Beragam modifikasi dan selipan kisah yang disusun penulis malah semakin menjadikan cerita  ini seru, terjemahan dan editan-nya juga enak sehingga saya jujur susah untuk berhenti saat membaca buku ini. Asyiknya lagi. Cinderella dengan setting futuristic ini kadar romansanya tidak berlebihan, sebatas cinta-cinta unyu antara Kai dan Cinder; dengan puncak di pesta dansa tentunya. Namun, jika di Cinderella pesta dansa adalah perayaan, dalam Cinder pesta dansa hanyalah awal dari bencana perang besar yang siap-siap meletus antara Bumi dan Bulan. Ketika pesta, muncul lagi beragam fakta yang mengejutkan tentang Cinder: mengapa dia kebal dari wabah, mengapa system robotic di tubuhnya sedemikian sempurna, dan mengapa dia juga mampu menolak pesona sihir Levana. Buku ini malah semakin seru di endingnya. Jadi tidak sabar lagi membaca Scarlet.
               
                 
Dan, pidato Kai saat penobatannya sebagai kaisar is awesome:

 Negeri ini tumbuh dari persatuan banyak bangsa, banyak budaya, banyak cita-cita. Negeri ini ditopang oleh keyakinan abadi bahwa bersama-sama, kita sebagai kesatuan adalah kuat. Kita memiliki kemampuan untuk saling mencintai, apa pun perbedaan-perbedaan kita, untuk membantu satu sama lain, apa pun kelemahan kita. Kita memilih perdamaian daripada perang. Hidup daripada kematian. Kita memilih untuk memahkotai satu orang sebagai pemimpin, untuk membimbing kita, untuk menjunjung kita--bukan untuk memerintah, melainkan untuk melayani."

Boleh kan ya kalau saya ikut nge-fans sama Kai? Kya... kya ... kya wkwkwk
               

7 comments:

  1. Lah buset, ending-nya...
    Ngahahahhahaha....
    Mawo baca jugaakkk...
    *lirik PR* entaran dikit tapi
    :D

    ReplyDelete
  2. ya ampuunn ternyata mas dion exotic #sambil ngedance call me baby :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wakakak, ini malah lagi dengerin yang XOXO, tapi lebih suka yang kalem-kalem sih dari EXO.

      Delete
  3. Masdi, ini kenapa nyebut "poni" mulu sih? #manyun

    Masdi ngefans sama ibu tiri aja noh, Kai is my book husband. *kekep Kai sambil nyisirin poninya*

    ReplyDelete
  4. Astagaaa. Aku baru baca review ini.
    Huahahahaha. Ngefans sama Kai yaaa.
    Buruan disikat habis tuh si Scarlet. Biar ketemu Wolf.... :D

    ReplyDelete
  5. Astagaaa. Aku baru baca review ini.
    Huahahahaha. Ngefans sama Kai yaaa.
    Buruan disikat habis tuh si Scarlet. Biar ketemu Wolf.... :D

    ReplyDelete