Search This Blog

Wednesday, March 15, 2017

Tirai, Kasus Terakhir Hercule Poirot



Judul: Tirai
Pengarang: Agatha Christie
Penerjemah:
Tebal: 320 hlm
Cetakan: 3, Oktober 2007
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

23307952
 
Seperti tersirat dalam judul versi Inggrisnya, pembaca bisa menebak bahwa inilah kasus terakhir yang ditangani Hercule Poirot. Jadi, siap-siap sedih terharu saja ya seusai membaca buku ini karena hiks ... hiks. Tirai mengambil tempat kejadian perkara di Styles, yang juga lokasi pertama kali Hercule Poirot dipertemukan dengan Hastings. Puri tua yang kini menjadi losmen tua itu pernah menjadi saksi kasus perdana Poirot (yang sekaligus adalah buku pertama karya Agatha Christie) dan sekaligus menjadi saksi perpisahan antara kedua sahabat detektif ini. Dan di kasus terakhirnya ini, Hercule Poirot akhirnya dipertemukan dengan seorang musuh yang seimbang. Si X ini begitu licin dan licik. Dia adalah otak dibalik terjadinya lima pembunuhan, dengan alibi dan metode yang sedemikian sempurna. Sementara kesehatannya semakin melemah, Hercule Poirot harus berkejaran dengan waktu untuk mengungkap si pembunuh dan menyeretnya ke pengadilan.

Hastings dipanggil ke Styles oleh Poirot yang sudah lama tidak ditemuinya. Poirot yang sudah mulai menua, berangsur sakit jantung, dan terpaksa harus duduk di kursi roda mengejutkan Hastings. Tetapi walau fisiknya lemah, Poirot menjamin bahwa otaknya masih sejenius dulu. Justru ats alasan inilah, Hastings dipanggil oleh Poirot karena menurutnya bahwa bakal ada kasus pembunuhan di Puri Styles. Puri tua yang dijadikan losmen itu dihuni oleh pasangan Luttrell (sebagai pemiliknya). Sementara, para tamunya adalah pasangan John Franklin dan Barbara Franklin, Judith Hastings (putri sulung Hastings), Stephen Norton (seorang pengamat burung), Allerton (playboy), William Boyd Carrington (mantan bangsawan), Miss  Cole yang misterius, serta suster yang merawat Nyonya Franklin. Satu di antara mereka adalah seorang pembunuh yang bertanggung jawab dalam lima kali pembunuhan. Hastings ceritanya dipaksa berpikir keras oleh Poirot untuk menemukan seseorang itu, karena Poirot tidak mau memberitahukan hal itu kepada Hastings. Bisa bahaya menurut Poirot jika Hastings tahu padahal buktinya belum ada.

 Saya sampai harus membuka-buka kembali halaman-halaman yang telah saya baca ketika proses membaca buku ini. Takut ada petunjuk yang terlewat, tokoh yang tersesat, atau mungkin sesuatu yang sengaja disembunyikan Poirot. Sepertinya, tidak cukup membaca Tirai ini satu kali saja, karena sesuatu yang terasa tidak selesai atau mungkin karena saya yang tidak ingin cerita Poirot selesai sampai di sini. Begitu banyak kejadian mengejutkan selepas halaman 200. Begitu banyak tokoh yang menyimpan rahasia sekaligus terkuak rahasianya menjelang akhir. Dan di sini, saya kembali membuka-buka lagi halaman depan untuk mencoba menikmati lagi kisah ini, mencoba agar tidak terlalu terjebak oleh tipuan penulis dalam menyembunyikan si X. Ekali lagi, Ratu Misteri ini bisa menyembunyikan si X dengan rap. Saya memang sudah menduga kalau ada sesuatu ketika Hastings hampir melakukan sesuatu yang xxxxx tetapi sama sekali kalau si X adalah si X.

Yang bikin Tirai ini greget adalah ada dua bonus tambahan dari Poirot di penghujung cerita. Tidak saja identitas si X telah berhasil dikuak, masih ada dua kejadian besar lagi yang menanti para pembaca di penghujung kisah. Salah satunya mungkin sudah bisa ditebak lewat versi judul Tirai dalam bahasa Inggris. Sebuah fakta yang bakal bikin penggemar Poirot tersedu-sedu. Tetapi, selain itu ternyata ada satu fakta lain yang bakal mengejutkan pembaca. Yah, di buku ini, sang detektif kesayangan kita memang digambarkan sedang sakit-sakitan, semakin tua, dan lemah dan ini sudah bisa menjadi petunjuk tentang akhir dari buku ini. Tetapi, sia-siap saja, bakal banyak bagian yang akan mengecoh pembaca. Sehingga, kemungkinan yang saya alami juga akan dilakukan pembaca lain: membuka-buka lagi halaman depan untuk mengecek kebenaran fakta-fakta di belakang. Satu kata: KEREN. Terima kasih Papa Poirot, terima kasih Tante Agatha Christie atas tokoh yang  indah ini.  

No comments:

Post a Comment