Search This Blog

Monday, October 24, 2016

Bertemunya Gadis Bertudung Merah dan Putri Bulan

Judul: Scarlet (The Lunar Chronicles #2)
Penulis: Marissa Meyer

Penerjemah: Dewi Sunarni

Penyunting: Selsa Chintya

Penerbit: Spring

ISBN: 978-602-71505-6-0

Cetakan: pertama, Februari 2016

Tebal: 444 halaman
29265436

Melanjutkan buku pertama Cinder yang mengadaptasi dongeng Cinderella, Marissa Meyer kembali menggunakan pola adaptasi dongeng yang serupa di buku kedua seri The Lunar Chronicles ini. Kali ini, tokoh utamanya adalah Scarlet yang mengenakan tudung berwarna merah tua. Tentu, sudah ketebak dari sampulnya kalau kali ini yang diadaptasi adalah kisah Si Tudung Merah. Dalam dongeng klasik itu,  si Tudung Merah harus melawan serigala jahat yang telah memakan neneknya. Meyer kemudian mengadaptasinya dengan kisah panjang tentang Putri Bulan dalam buku kedua seri Kronik Lunar ini lewat sosok Scarlet, yang memang gemar menggenakan jaket bertudung warna merah menyala. Jadi ceritanya, neneknya Scarlet, yakni Michelle Benoit, diculik oleh entah siapa, dan Scarlet yang masih berusia 18 tahun ditinggalkan sendirian untuk mengurus pertanian. Gadis itu sudah mencoba melaporkan kasus hilangnya sang nenek kepada pihak kepolisian, tetapi yang dia dapatkan hanya janji-janji kosong. Polisi malah menuduh neneknya sengaja melarikan diri karena telah 'mengelupas' chip identitas yang ditanam di pergelangan tangannya.

“Kau tidak akan pernah tahu kapan ada orang asing yang ingin membawamu ke tempat yang tidak kau inginkan.” (hlm. 29)

Tetapi Scarlet bukan gadis yang mudah menyerah. Semangatnya menyala tak kalah dari tudung merah yang dipakainya. Sendirian, ia mencari cara untuk mencari neneknya. Upayanya ini mempertemukannya dengan Wolf, seorang petarung jalanan yang sepertinya bersimpangjalan dengannya. Lewat Wolf inilah Scarlet mengetahui tentang adanya komunitas rahasia yang menyebut diri mereka kawanan serigala. Para anggotanya ditandai dengan tato yang tertoreh pada lengan tangan mereka. Wolf sendiri adalah mantan anggota kawanan yang memutuskan untuk keluar dan kemudian terpaksa menjadi petarung jalanan agar bisa bertahan hidup. Yang sudah baca dongeng si Tudung Merah harusnya sudah bisa menebak sih bakal gimana cerita ini. Tetapi, ramuan cespleng Mayer bisa membuat pembaca (yah, paling tidak saya deh) menjadi lupa dengan dongeng asli karena terlampau larut dalam dunia baru yang diciptakan penulisnya. Bersama Wolf, Scarlet pun memulai perjalanan berbahaya dalam rangka mencari neneknya. Sebuah perjalanan yang bakal mengubah hidupnya, juga hidup Wolf.

"Orang begitu cepat menuduh dan mengkritik." (hlm. 162)

Sementara di sisi lain Bumi, Cinder tengah berjuang untuk keluar dari tahanan Persemakmuran Timur. Dalam upayanya itu, dia bertemu dengan sesama tahanan yang bernama Carswell Thorne. Bersama cowok gesrek inilah Cinder kemudian melarikan diri dari Kerajaan Kai menggunakan pesawat ruang angkasa hasil curian Thorne. Kehadiran Thorne di buku kedua ini memang sangat dibutuhkan oleh Cinder (dan juga para pembaca) untuk mengurangi aura sedih akibat ending buku pertama yang sedingin lambung pesawat itu. Thorne--meskipun lebih sering bikin Cinder senewen--terbukti menjadi kawan yang menyenangkan, setidaknya cowok itu bisa mengalihkan sejenak kenangannya akan Pangeran Kai yang kini membencinya. Sementara Thorne adalah tipe cowok rame, maka Wolf adalah sebaliknya. Dia adalah sang alfa, si pemenang sekaligus menempati peringkat pertama dalam kawanannya. Cowok ini bisa mengalahkan enam orang sekaligus, tetapi dia juga mudah merona dan--so cute-nya--suka makan sayuran ngoahaahahaha. Kualitas seorang bad boy bertemu dengan kelembutan serorang cowok rumahan berhasil bikin Scarlet meleleh.

Apa yang menautkan takdir Cinder dan Scarlet? Tidak lain adalah nenek Scarlet sendiri. Sang nenek ternyata memiliki masa lalu yang terkait dengan Putri Selene a.k.a si putri bulan. Scarlet dan Wolf pun berupaya menyelidiki siapa pihak-pihak yang telah menculik neneknya, sementara Cinder dan Thorne berusaha mencari keberadaan Scarlet. Dan, semnetara kedua gadis itu tengah berupaya menemukan keterkaitan di antara Cinder dan nenek Michelle, di New Beijing, Kaisar Kai tengah galau dengan ancaman Ratu Levana. Ratu Bulan nan keji itu mengancam akan menyerang Bumi dalam waktu tiga hari jika Kai tidak segera menangkap Cinder. Kai yang masih terbayang-bayang akan Cinder hanya bisa menjambak-jambak rambut kusutnya sendiri karena beratnya beban masalah yang harus ditanggungnya. Sementara itu, waktu terus berjalan dan Levana membuktikan kembali kekejamannya kepada penduduk Bumi.

Apa yang menarik dari seri ini adalah kepiawaian Meyer memadukan beragam unsur dalam satu cerita yang utuh tapi tetap menarik. Dongeng gadis bertudung merah dan serigala dipadu apik dengan kisah tentang Putri Bulan dengan setting di masa depan. Dengan tekun, Meyer menyusun sebuah benang merah yang memanjang sampai ke buku empat, lalu menyekapnya dengan rapi dalam dongeng-dongeng barat yang diadaptasi, dan tak lupa membubuhinya dengan elemen-elemen romansa dalam porsi yang wajar. Adegan aksinya walau nggak banyak tetapi ketegangan yang dibangun menyebar ke penjuru cerita sehingga seru sekali dibacanya. Tidak salah kalau seri ini dapat banyak bintang karena memang teknik penulisan dan penceritaan Tante Meyer keren, macam baca fanfic tapi digarap dengan beneran. Buku kedua ini kebih seru dari buku pertama, tetapi memang susah untuk move on KaiCinShip wkwkwk mari lanjut ke Cress yang (kayaknya) bakal semakin seru.

"Aku hanya berpikir harusnya kita tidak menghakimi dia, atau siapa pun, tanpa mencoba memahami mereka terlebih dahulu. Bahwa harusnya kita mendapatkan kisah selengkapnya sebelum mengambil kesimpulan."
(hlm. 163)

2 comments:

  1. Seri ini banyak banget dipuji. Selain menggunakan konsep dongeng terkenal, inovasi masa depan membuatnya tambah menarik. Sayang sekali, saya belum mengikuti seri ini :(

    ReplyDelete
  2. Betul sekali, sebenarnya porsi romansanya cukup kental tetapi buku ini terbantu dengan alurnya yang fresh serta kepiawaian penulisnya dalam menarik pembaca untuk tetap membaca

    ReplyDelete