Search This Blog

Tuesday, September 27, 2016

Gara-Gara Alat Vital Saya Membeli Buku Ini

Judul: Gara-Gara Alat Vital dan Kancing Gigi 
Penyusun: Gustaaf Kusno
Editor: Iskandar Zulkarnaen
Cetakan:1, Januari 2014
Tebal: 187 hlm
Penerbit: Gramedia




Dulu, setelah baca buku 9 Dari 10 Kata Bahasa Indonesia Adalah Asing 9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing saya trus kepikiran pengen jadi penerjemah. Akhirnya, ambil konsentrasi penerjemahan di semester-semester akhir. Semua karena buku! Bukannya apa-apa, yang terbayang di kepala saat itu: 'Betapa masih mudanya bahasa Indonesianya sehingga kosakatanya banyak yang comot sana comot sini. Andai bahasa Indonesia punya lebih banyak variasi kata pasti aduhai.' Kemudian, saya alami sendiri bahwa kadang tindakan comot sana conot sini itu memang sering kali tak terhindarkan dalam proses menerjemahkan. Beberapa (atau banyak) kata dalam bahasa Inggris belum memiliki padanan dalam bahasa Indonesia sehingga terpaksa si penerjemah ikut main comot. Bersalah iya, tapi mau bagaimana lagi?

Kemudian, saya bertemu buku ini. Jika dalam buku pertama kita bisa tahu asal-muasal banyak kata dalam bahasa Indonesia yang dicomot dari bahasa asing, maka di buku ini penulis memusatkan perhatiannya pada bahasa Belanda, Inggris, dan Malaysia sebagai sumber comotan. Paling banyak dibahas adalah kata-kata dalam bahasa Indonesia yang ternyata berasal dari bahasa Belanda, juga bagaimana kata-kata itu kadang dipergunakan secara keliru, seperti spooring & balancing. Kata "spooring" ternyata bukan dari bahasa Inggris, tapi dari bahasa Belanda yang diinggriskan tapi di Inggris sendiri kata-kata itu nggak ada (yang digunakan adalah "tracking and balancing"). Kata-kata lain yang ternyata berasal dari bahasa Belanda di antaranya: bivak, waterpas, setip (karet penghapus), plakban, nakas, sun (ciuman), meses, inreyen, behel, dan juga verboden. Kemudian, simak yang satu ini:


Tanya: Kenapa kita sakit mag?
Jawab: Karena kita dijajah Belanda.

Kok bisa? Jawabannya ada di halaman 124.
Bagian paling menarik tentu tentang penyerapan dari bahasa Malaysia. Sudah jamak kita dibuat tersenyum oleh versi Malaysia dari beberapa kata dalam bahasa Inggris. Nah untuk yang berikut ini, bolehlah kita sikit senyum untuk versi Malaysia dari sejumlah istilah medis berikut:

impoten --> mati pucuk
ereksi --> ketegangan zakar
ayan --> sawan babi
sistem saluran pencernaan --> sistem penghadaman
kandung kemih --> pundi kencing
ICU --> unit rawatan rapi
opname --> kemasukan hospital
UGD --> bilik kecemasan

Ngomong-ngomong, istilah 'rumah sakit korban lelaki' ternyata tidak kita temukan di sana. Istilah ini murni hanya untuk bercanda saja.

Kreativitas tetangga serumpun ini tampak pada cara mereka mengalihbahasakan dalam bentuk singkatan, seperti pollen (serbuk benang sari) yang dialihbahasakan menjadi debunga (singkatan dari debu bunga). Kreatif dan unik! Coba kita juga kreatif dengan menyebutnya sebagai 'serburi' yang kedengaran lebih 'bungawi' . Tentang akronim ini, saya juga baru tahu (duh memang lemot kamu, Yon) kalau 'cikgu' di Ipin-Upin itu adalah singkatan dari 'encik guru.' Terus, ada lagi yang unik, semacam 'pagawam' (panggung wayang gambar) untuk "cinema" serta 'jantina' (jantan betina) sebagai padanan kata 'gender'. Unik dan kreatif ya? Yang 'jantina' itu mungkin bisa kita tiru.
 
NB: Lucu juga kalau mengingat bagaimana buku bagus ini bisa sampai ke tangan saya. Ceritanya persis seperti judul buku ini. Awalnya saya mencomot buku ini gara-gara ada tulisan Alat Vital-nya, kemudian baru sadar kalau ini adalah buku bunga rampai bahasa. Semua gara-gara alat vital hahaha *plak


gambar: yes24.co.id

2 comments:

  1. Yang kata serapan Malaysia lumayan lucu. Bagi saya sedikit menggelitik. Hehe :) Ketegangan Zakar, Ups

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha iya, kadang baca versi sana lucu sih. Tapi menurut saya itu lebih baik sih ketimbang asal serap plek

      Delete